Awalan

Kondisi Mengenaskan, Bocah Tewas Dimangsa Buaya, Ayah Korban Sejurus Lumpuhkan sang Predator

 


Nasib malang bocah bernama Irfan Bria (7), diterkam buaya di Desa Tuafanu, Kecamatan Kualin, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Jumat 4 Februari 2022 lalu.

Bicah Irfan dimangsa buaya saat sedang mencuci kaki di Sungai Ela, Desa tersebut.

Kondisi tubuh korban mengenaskan setelah dicabik-cabik sang predator.

Dari video yang diterima POS-KUPANG.COM pada Selasa malam 8 Februari 2022, Irfan mengalami luka serius pada kaki dan tubuh.

Tampak luka menganga dan kondisinya parah di pinggang kiri, sampai rusuk kelihatan dan usus terburai keluar. Ada juga luka di bawah pusar.

Dalam video berdurasi 30 detik itu, Irfan tampak terbaring di tempat tidur tanpa busana. Wajahnya pucat pasi.

(Irfan Bria, bocah berusia 7 tahun, diterkam buaya di Desa Tuafanu, TTS, NTT. (Pos Kupang)

Dia dikelilingi sejumlah orang yang diduga anggota keluarganya.

Kapolres TTS AKBP I Gusti Putu Suka Arsa, SIK melalui Kapolsek Kualin Ipda Eko Warso membenarkan bahwa peristiwa itu terjadi di Desa Tuafanu Kecamatan Kualin Kabupaten TTS.

"Kejadian korban diterkam buaya pada Jumat 4 Februari 2022 lalu, kemudian setelah korban berhasil diselamatkan,

keluarga langsung membawa korban ke Puskesmas Kualin guna mendapat pertolongan medis," jelas Eko Warso ketika dikonfirmasi via telepon dari Kupang, Selasa malam 8 Februari 2022.

Menurut Eko Warso, kondisi korban kritis akibat gigitan buaya sehingga nyawanya tidak tertolong.

Ia menjelaskan, ketiadaan dokter di Puskesmas Kualin membuat keluarga membawa jenazah Irfan Bria ke Puskesmas Kolbano untuk dilakukan visum sebelum dibawa pulang ke rumah duka.

Pada Sabtu 5 Februari 2022, pihak keluarga melaksanakan upacara penguburan jenazah Irfan Bria.

Kronologi

Eko Warso menjelaskan kronologi kejadian. Menurutnya, awalnya Irfan bersama pamanya Alfin berboncengan sepeda motor pergi mencari ikan pada Jumat 4 Februari 2022 sekitar pukul 13.30 Wita.

Saat tiba di Muara Sunagai Ela, Alfin langsung mencari ikan. Sedangkan korban duduk santai di pinggir muara.

Sekitar pukul 16.00 Wita, Alfin mengajak korban untuk pulang. Irfan bergegaske tepi muara untuk mencuci kaki.

Bersamaan dengan itu, Alfin mengambil sepeda motor yang terparkir beberapa meter dari Muara Sungai Ela.

Sesaat kemudian, Alfin mendengar teriakan korban minta tolong. Dia langsung menengok dan mendapati Irfan sudah diterkam buaya.

Alfin berusaha menolong korban dengan melemparkan tali pancing ke arah korban.

Irfan sempat memegang tali pancing namun karena terkaman buaya sangat kuat membuat tali pancing terlepas dari tangannya.

Buaya membawa korban ke pinggir muara. Alfin kembali berusaha menolong Irfan dengan menggunakan sebatang kayu, tapi korban tetap berada dalam gigitan buaya.

Alfin tidak kehilangan akal. Dengan mengendarai sepeda motor, dia bergegas memberitahukan Ahi Tofel Bessie, ayah Irfan.

Keduanya bergerak menuju Muara Sungai Ela. Saat tiba, Alfin dan Tofel mengambil sebatang kayu.

Buaya yang mengigit Irfan berada di tepi muara sungai.

Sejurus kemudian, Tofel meraih tangan Irfan, lalu Alfin memukul kepala buaya.

Pukulan itu membuat buaya melepas Irfan dari mulutnya. Kemudian Alfin dan tofel membawa korban ke Puskesmas Kualin.

"Akan tetapi saat memasang infus, korban menghembuskan nafas terakhir," ujar Eko Warso.

 Ia mengimbau masyarakat tidak mencari ikan di Muara Ela karena lokasi itu ada banyak buaya.

Menurutnya, pihak kepolisian bersama pemerintah telah memasang papan informasi berisi larangan Awas Ada Buaya.

Hal itu dengan tujuan agar warga memperhatikan dan selalu waspada terhadap buaya.

Bocah ditemukan utuh dalam perut buaya

Nasib malang bocah di Kutai Timur, Kalimantan Timur diterkam buaya di sungai.

Anak berusia 8 tahun itu diterkam di Sungai Tempakul, Kecamatan Bengalon, Kutai Timur, Kalimantan Timur.

Sempat teriak-teriak minta tolong saat diterkam buaya.

Korban yang bernama Dimas itu mandi di sungai bersama adiknya, Rabu (03/03/2021) sekira pukul 08.30 WITA.

Tiba-tiba, sekira pukul 09.00 WITA ayah korban melihat bocah tersebut disambar buaya.

Melihat kejadian yang begitu cepat, sang ayah tidak sempat menolongnya dan korban pun menghilang dibawa buaya ganas tersebut.

Susi (37), sang Ibu berteriak minta tolong.

"Sekitar pukul delapanan pagi dilihat sama bapaknya diterkam buaya yang satu anaknya itu terus dibawa ke dalam sungai dia teriak-teriak," kata Kepala Kepolisian Sektor Bengalon Iptu Slamet Riyadi dilansir dari Tribunkaltim.co.

Setelah informasi tersiar warga bersama anggota Polri dan TNI pun melakukan upaya pencarian terhadap korban.

Warga bersama petugas melakukan penyisiran di sekitar Tempat Perkara Kejadian(TKP) dengan menggunakan Speed Boat dari Markar Unit Patroli Sangatta dan perahu nelayan warga Desa Muara Bengalon.

Sebanyak 10 orang warga sekitar turut mencari keberadaan korban dalam kejadian ini.

Berselang satu hari kemudian, sekira pukul 11.00 WITA, warga bersama anggota TNI dan Polri berhasil menangkap seekor buaya berukuran cukup besar.

Buaya tersebut ditangkap dengan cara di jaring sekitar 100 meter dari lokasi bocah malang tersebut diterkam.

Kemudian, warga pun mengangkat buaya tersebut ke darat.

Warga pun sepakat untuk membedah hewan reptil tersebut.

Disaksikan tokoh masyarakat dan aparat, warga lantas membedah perut buaya tersebut.

Ternyata benar, dalam perut buaya tersebut ditemukan jenazah korban.

Jenazah korban dalam kondisi utuh saat dikeluarkan dari perut buaya tersebut.

Kapolsek Bengalon Iptu Slamet Riyadi berujar kondisi jenazah utuh.

"Hanya terlihat luka bekas gigitan di tangan korban," kata dia dilansir dari Tribunnews.com.

Setelah dikeluarkan dari perut buaya, tubuh bocah 8 tahun tersebut kemudian dimasukkan ke kantong mayat Basarnas.

Proses pengeluaran jenazah itu membuat penduduk setempat menangis sejadi-jadinya. Mereka meneriakkan nama Dimas.

Suasana pun seketika menjadi haru. Warga menangisi kematian anak SD itu.

Korban bernama Dimas Mulkan Saputra, umur 8 tahun.

Dia anak pasangan suami istri Subliansyah dan Susi.

Mereka warga Jalan Sungai Kacong RT 2 RW 1 Desa Sepaso Selatan.

Setelah dievakuasi, lantas jenazah korban dimandikan kemudian dikebumikan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel